Sabtu, 29 Oktober 2016

Kosong #13

#13...
Di pertengahan jarak senja dan fajar
bergelagar cinta yang tak pernah lepas dalam sangkar

Ketika hening dan tarian darwis
menyambar bagaikan kembar
kemelut sukma menangis
mengukir tembikar, termenung gemetar

Dimana bumi tak pernah sadar
bahwa langit selalu terbakar
dan gong terus bergetar

Sementara kau belajar
mengakar tembikar, dalam sangkar.

“dika la sunyi” 28 Oktober 2016

Minggu, 28 Agustus 2016

Kosong #12

#12... 
Setiap kali tersayat perih
kau datang berbagi rupa
temani angan melarat lirih
menenangi separuh sukma

Senja hari bukan lagi nama
bila jiwa dibelenggu nestapa
sayap patah telanjang dada
dalam ruang remuk malapetaka

Kemana lagi sujud harus terarah
bila seisi alam gelap dalam  pijak
berharap semesta berdenting asah
serukan cinta yang tak pernah nampak

Berkali-kali berjudi aliri lingkaran musim
mencintai takdir tak bertepi
berkali-kali burung surgamu zalim
yang lahir terbakar api

“dika la sunyi” 28 Agustus 2016

Jumat, 08 Juli 2016

Kosong #11

#11...
Dalam tangis melahirkan duka
menari nari tanpa rupa
mengikis luka terbalutkan cinta
tersusun rapi oleh sang pencipta

Ketika tangis menyapa alam
disitulah adanya malam
datangnya cinta beserta salam
mengukir tangis yang malang

Seperti goresan tiada akhir
meragakanmu dalam takdir
seperti spirit para sufi
puncak kedamaian abadi

Semoga Tuhan merahmatimu
agar tidak mati merana dalam kepalsuan…

dika la sunyi” 08 Juli 2016

Selasa, 28 Juni 2016

Kosong #10

#10...
Setiap hidup ada awal dan akhir
setiap langit ada gelap dan terang
seperti aku

Ketika aku tahu rindu
adalah sebuah jawaban
maka aku tidak akan
tersungkur deras oleh air matamu

Jika egoku ini
mengalihkan senyummu
aku akan mewarnai semestamu
dalam setiap sujudku

Oh nelangsa,
bawalah bisik-bisikku ini
ketika ragaku tidak berarti lagi.

Oh nelangsa,
jika dia tidak mau menerimanya
tunggulah
sampai keabadianmu tidak ada lagi
(…)

dika la sunyi” 28 Juni 2016

Sabtu, 28 Mei 2016

Kosong #9

#9...
Bila waktu merenggut harapanmu
sepi itulah rindumu
seperti senja satukan malam
dalam terang dan gelapnya cahaya

Bila keasingan meragukanmu
romantis itulah semangatmu
seperti bianglala satukan butiran
dalam rintik dan derasnya airmata

Teruslah menari
resapi alunan melodimu
biarkanlah gejolak itu

Teruslah membara
maknai emosi jiwamu
biarkanlah debu itu

Semuanya akan larut
terbayang bayang dibalik nyata
mengukir memori
seromantis sang pemimpi.
(...)

dika la sunyi” 28 Mei 2016

Minggu, 01 Mei 2016

Batasan Rindu



Aku akan pergi, kasih
Seperti matahari di senja tembaga
Tidak berjanji untuk kembali
Tanpa berharap dilepas tangis
Perlahan mendayung ke usai usia
Cinta akan berubah gelap
Dan, seperti dijemput lelap
Laut tak akan bertepi lagi

Aku akan pergi, kasih
Jauh ke batas rindumu…
“Amato Assagaf”

Minggu, 28 Februari 2016

Kosong #8

#8...
Senja pergi sejenak,
meninggalkan cinta pada,
insan sang pencipta.

Disini berpijakan kerinduan,
untuk tinggalkan hari esok,
berbagai cara dan berbagai makna.

Dalam khayal merdunya salammu,
dalam mimpi mekarnya senyumanmu,
mungkin ini yang di namakan Anugerah.

Gejolak jiwa,
harapan, penantian,
memudar bersamaan waktu.

Pikirku membara dalam letih,
bersemilah tangis dalam amarahku.
Mengukir asa tanpa arah,
misteri jejakku

Rapuh.
(…)

“Eka Dhartra” 28 Februari 2016

Kamis, 28 Januari 2016

Kosong #7

#7...
Aku hadir lagi disini,
dengan  beribu doa.
Besama janji alammu,
mewarnai daratan sepi.

Mungkin inilah tempatku,
melepas semua kerisauanku,
melengkapi takdir keberadaanku disini.

Memahami cinta,
bahwa tidak akan selamanya pergi.
Meresapi pelukan hangat jasmine,
dalam setiap malam rinduku.

Sempat terlintas sadar akan rindu,
bisu karena asing bagimu,
setidaknya itu pernah menghangatkanmu.

Sedikitlah mengerti doaku,
pandangilah aku dari timurmu.
Senyuman mengawali rimbahku,
walaupun tidak bermakna bagimu.

Matahari.
(...)
“Eka Dhartra” 28 Januari 2016