Setiap kali tersayat perih
kau datang berbagi rupa
temani angan melarat lirih
menenangi separuh sukma
Senja hari bukan lagi nama
bila jiwa dibelenggu nestapa
sayap patah telanjang dada
dalam ruang remuk malapetaka
Kemana lagi sujud harus terarah
Kemana lagi sujud harus terarah
bila seisi alam gelap dalam pijak
berharap semesta berdenting asah
serukan cinta yang tak pernah nampak
Berkali-kali berjudi aliri lingkaran musim
mencintai takdir tak bertepi
berkali-kali burung surgamu zalim
yang lahir terbakar api
“dika la sunyi” 28 Agustus 2016
“dika la sunyi” 28 Agustus 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar