Senin, 28 Desember 2015

Kosong #6

#6...
Suaraku hilang,
pikiranku rapuh,
tidak tenang walaupun,
emosiku satu.

Hilang ketika engkau membelakangiku,
hilang ketika rintihanku begitu berarti.
Kembalikan aku pada waktu itu,
dimana hilang adalah semangatmu.

Memutar mimpi dalam cengkramanmu,
menghiasi cakrawala benih cinta,
menguatkan jiwa sepiku.

Satukan hatiku dimana sakit ini milikmu,
menenangkanku ketika hilang,
menerangi isi wadah itu.

Biarkanlah mereka mencampakkanmu,
Biarkanlah aku pergi bersama dosamu,
ketika sayapmu menghiasi sisi lainku,
sampai akhir dalam pelukanmu.

CINTA
(...)

Eka Dhartra "28 Desember 2015"

Sabtu, 28 November 2015

Kosong #5

#5...
Seperti biasa gelap merasuki pikiranku,
seperti biasa terang tidak lagi dalam kekhawatiranku,
semangat merenggut kekosonganku.

Diam tidak membara,
diantara ketenangan dan kebebasan,
bukan berarti hampa bukan berarti pudar.

Sepasang mata menatap cahaya, 
dalam ruangan sang pemilik langit,
melukis mimpi-mimpi dharma.
 
Aku akan membawamu terbang seperti angin menari.
Aku akan mengiringimu seperti air mengalir.
Aku akan membahagiakanmu seperti api membara.
Aku akan menemanimu seperti bumi berputar.

Maka jadikanlah aku sebagai penerangmu,
bersama menyatukan mimpi-mimpi,
walaupun aku tidak bisa merasakan dan menyentuhmu.
Cinta...
(...)

"Eka Dhartra" 28 November 2015

Jumat, 20 November 2015

Kosong #4

#4...
Mata tidak telanjang,
membangkitkan cinta yang sudah lama terpendam.
Pikirku memandang jauh, sederhana ada ataupun tidak.

Bersama bisikan yang menghempas batu karang,
dan tarian angin yang tidak ada ujungnya.
Seperti daratan yang gelap yang tidak mungkin dilalui begitu saja.

Memandang penuh kepolosan,
mungkin ini yang dikatakan orang-orang tentang “kebenaran”
Dimana ada gelap disitu ada kehidupan.

Disini bukan karena menikmati, 
tapi keberadaaan.
Ini hanyalah sementara, 
esok mungkin tidak seperti ini.
Sama halnya cinta yang selalu bersama kenangan,
dan mungkin juga hanya sementara.

Setidaknya meninggalkan sedikit benih kehidupan,
untuk mereka yang kecil dan lemah walaupun hanya sementara.
 (...)

“Eka Dhartra” 28 Oktober 2015

Kosong #3

#3...
Malam dalam tenang
Menutup hari dikala sepi merindu.
Lembaran lahir dalam diam,
Sadar hari tetap selalu sama.

Jiwa lebih kuat,
Kepada perasaan yang tidak pernah terlupakan.

Berjuanglah…
Kehilangan bukanlah sebuah arti bagi setiap jiwa, 
tidak perlu lagi mengatakan kesendirian.

Sampai fajar tiba dan kegelapan ikut darang, 
buta melingkupi dalam ruang dan waktu.
Menjiwai melodi ayat cinta
Menyaksikan dusta, derita dan kematian.

Mungkin inilah sebuah pilihan, 
tanpa harus berterus terang, 
agar hanyut dalam darahku.

Mengikis waktu, 
menyelimuti mimpi memikirkan dia,
yang tidak sebodoh aku.
Cinta
(…)

“Eka Dhartra” 28 September 2015

Kosong #2

#2...
Pergilah jauh...
Memang rindu akan sandiwaramu,
walaupun sebaliknya aku tidak begitu.
Mungkin bagimu yang lain tidak sama sekali.

Jika mata tidak bisa lagi melihat,
telinga tidak bisa lagi mendengar,
mulut tidak bisa lagi berbicara,
hidup bukanlah akhir bagiku.

Sudah terbiasa diperhadapkan,
tanpa belas kasih,
walaupun derita bukan milikmu.

Masih ada Cinta tetap disini,
menemani waktu yang sudah terangkai sebelumnya.
Pikiran kokoh berdiri tegap,
bukan masalah jika keberadaanmu,
tidak seperti dugaanku.

Sedih apabila meninggalkan atau melupakan,
karena itu akan membunuhnya.
Tidak bagimu,
Perempuanku...

Dia bukan teman,
Dia bukan orang asing,
Aku terbakar karenanya,
Aku hanyut dalam melodinya.
Dialah Aku...
(...)

"Eka Dhartra" 28 Agustus 2015

Kosong #1

#1...
Wahai Cinta
Saat aku termenung memikirkan wajahmu,
bertatapan dengan wajah dia.

Dalam kesendirianku,
merangkai ranting-ranting
yang patah tanpa cahaya.

Pikirku tersiksa dalam rindunya,
dan benci karena tiada.

Dalam rangkaian rindu datang,
bersamaan malam menyelimuti keberadaanku.
Sebatang pohon yang kering dalam gelap,
dimana hujan tidak pernah kunjung datang.

Seperti seorang raja
yang merindukan anggur dan ratunya.
sekejap mata,
aku bisu memikirkanmu.

Wahai hujan,
Tengoklah aku,
Jika cinta memang tidak sanggup melihatku,
kenapa kamu hanya menari diatas pipiku.

Apakah ini nasehat yang kamu maksud?
Menikmati anggur cinta merangkainya kembali utuh,
menaburkan benih dan air mata...
(...)  

"Eka Dhartra" 28 Juli 2015