Jumat, 20 November 2015

Kosong #1

#1...
Wahai Cinta
Saat aku termenung memikirkan wajahmu,
bertatapan dengan wajah dia.

Dalam kesendirianku,
merangkai ranting-ranting
yang patah tanpa cahaya.

Pikirku tersiksa dalam rindunya,
dan benci karena tiada.

Dalam rangkaian rindu datang,
bersamaan malam menyelimuti keberadaanku.
Sebatang pohon yang kering dalam gelap,
dimana hujan tidak pernah kunjung datang.

Seperti seorang raja
yang merindukan anggur dan ratunya.
sekejap mata,
aku bisu memikirkanmu.

Wahai hujan,
Tengoklah aku,
Jika cinta memang tidak sanggup melihatku,
kenapa kamu hanya menari diatas pipiku.

Apakah ini nasehat yang kamu maksud?
Menikmati anggur cinta merangkainya kembali utuh,
menaburkan benih dan air mata...
(...)  

"Eka Dhartra" 28 Juli 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar